kinoki detok

center> Navigation by WebRing. WebRing Code Installation

Senin, 25 Februari 2013

WILLY KAIHATU AUTOBIOGRAFI


WILLY KAIHATU  AUTOBIOGRAFI

WILLY KAIHATU NAMA PANGGILAN SEHARI HARI WILLY

Lahir di kota Bandung  tanggal  22 desember  1959  tepatnya hari jum’at dijalan sawah kurung dengan kondisi keluarga  willy kaihatu  yang kehidupannya serba kekurangan dengan kondisi ini willykaihatu lahir ,orangtua kami tidak memliki rumah saat itu masih mengkontrak rumah dijalan sawah kurung kehidupan  dan sedihnya lagi ayah willykaihatu sudah tidak ada jadi willykaihatu dibesarkan hanya oleh seorang ibu  singgle parent,dengan bejuang sangat keras ibu ku membesarkan kami. Walaupun kondisi kehidupan sangatlah memprihatinkan namun suatuhal yang baik dari ibuku beliaua tidak pernah meninggalkan Tuhan dengan setiaphari minggu kami selalu didik untuk pergi kegereja karena  iman ibukami adalah kristen protestan, setiap saat willykaihatu selalu diingatkan agar  mencintai Tuhan Yesus walupun saatitu kehidupan keluaraga sangat yang miskin kadang makan hanya  satukali dalam satu hari namun willykaihatu selalu dikuatkan bahwa satu saat Tuhan akan menolong willykaihatu .

Willy kaihatu perjalan hidup.
Setelah kelahir willykaihatu di sawahkurung selang beberapa tahun ya kira-kira 4 tahun setelah willykaihatu lahir kemudian pindah rumah mengontrak  dijalan lengkong dalam nomor 4 Bandung ,dikleuraga sumolang orang menado kamimengontrak itupun hanya sebuah kamar kecil yang berukuran tidak lebiah dari lebar dua meter dan panjang tiga meter sangat kecil sekali,kalau pendidikan memang willy kaihatu tidakalah  terlalu jelek  itu juga willykaihatu sempat masuk taman kanak-kanak satu tahun ,kemudian masuk Sekolah Dasar 85 yang beralamat di jalan lengkong besar  selama 6 tahun .sewaktu willykaihatu memasuki sekolah dasar  itu uang masuknya kami tidak bayar karena saat itu dapat undian dari sekolah tersebut undiannya diundian  bila seorang mendapatkan undiaan untuk tidak membayar uang masuk maka tidak usah membayar uang masuk beruntung nya willykaihatu  mendapatkan undian tersebut jadi untuk uang masuk willykaihatu dibebaskan. Namun  biaya bulanan tetap. Kehidapan saat itu memang kami sangtalah miskin sekali adakalanya kami untuk berangkat sekolah tidak sarapan dan ketemu makan bisa sore harinya,saat inilah pertumbuhan kami sangat lah memprihatinkan kondisi ekonomi yang sangat miskin willykaihatu pernah makan hanya singkong dan kadang kadang bulgur makan semacam bubur .keprihatinan ini berselang cukup lama sekita 4 tahun dengan kondisi  menu makan willykaihatu itu tak menentu stusaat willykaihatu masih sekolah kelas empat terkena penyakit  tipus yang sangat berat dan sempat diopname di Rumah sakit hasan sadikin selama 4 minggu lamanya entah dari mana biaya rumah sakit ,willykaihatu dapat sembuh dan pulih namun itu pun kami sudah bejuang melawan penyakit itu,selang  1 tahun dari sembuh penyakit tipus willykaiahu pernah mengalami sakit mata yang sangat berat hingga dokter mangatakan ,panaykitnya matanya sangatlah berat yang akan mengakibatkan kebutaan.entah gimana saat pertumbuhan kodisi tubuh willykaihatu sangatlah lewah namun kami percaya bahwaTuhan selalu menolong uamta nya yang setia walaupun dalam kondisi tubuh willykaihatu sangat lemah namun Tuhan selalu memberikan kekuatan akhir nya atas pertolongan Tuhan mata willykaihatu sembuh total denga kami berdoa terusmenerus  dan tuah mendengar doa willykaihatu  satu tahun kemudian willykaihatu

Terserang lagi penyakit demam yang luar bias habatnya naum tidak sampai masuk rumah sakit penyakit itu menyerang hanya  tiga harian itu semua dikeranakan gizi makanan willykaihatu sangatlah minim jadi pertubuhan badan tidaklah baik. Setelah kira-kira willykaihatu sekolah kelas  lima rumah lengkong yang kami tempati di jual karema kehidupan keluarga sumolang juga dalam keadaan miskin dan rumah lengkong terjual jadi willykaihatu bersama orangtua ku harus mencari rumah kontrakan lain,dengan kondisi keuangan yang tidak ada willykaihatu bersama ibu mancari kontrakan yang seadanya namun Tuhan juga yang menolong kami ada yang meberi kontrakan murah dengan ukuran sama seperti sewaktu kami tinggal dilengkong dalam ukuran  3 meter kali 2 meter namun bedanya sekarang dingding dengan bilik sangat minim sekali karena memang disamping kontarak juga diberi keringanan aka pembayaran nya .jadi rumahnya ya seadanya namun kami masih bersyukur karena masih bisa tinggal dirumah yang cukup teduh,rumah yangkami tinggali itu bealamat di jalan tanuwrja yang sekarang sudah dibongkar menjadi jalan sada keling.itupun willykaihatu tinggal tidaklah lama hanya  enam bulanan kemudian ibuku bekerja menjadi pebantu rumah tangga  dilengkong kecil ,dan saat itu willykaihatu seklah kelas enam dan memang saat itu kami sudah bisa membantu orangtua  juga menjadi pembantu rumah tangga selama  lima tahun,hingga willykaihatu dapat melajutkan sekolahnya di smp BPI jalan burangrang lumayan kami sudah memiliki  biaaya untuk sekolah smp di bpi dan tetunya kami tinggal di rumah majikan kami dikasih bempat tinggal,pergaulan di sekolah BPI itu cukup elit willykaihatu merasa minder karena kami hanyalah seorang anak pembantu rumah tangga namun yang bisa mengangkat keminderan willykaihatu kebetulan sekolah nya kami berprestasi ,itu yang dapat membantu  kami jadi mereka sangat bersahabat dengan kami.  Walupunkami willykaihatu bekerja membantu ornagtua sebagai pembantu rumah tangga majikan kamisangat sayang sekali karena kebetulan 

willykiahtu sangat lah rajin ,ya buat kami ini adalah rejeki yang besar dari Tuhan karena selain kami bisa tinggal dirumah yang besar dan nyaman makanan yang kami makan cukup bergizi karena majikan kami orang berada  jadi makanan yang enak-enak itu sudah biasa dan itu yang membuat pertumbuhan badan kami sangat baik walaupun wllykaihatu banguna pagi hari jam lima  pagi setiap harinya berkerja rutin mencuci mobilmajikan dan mebersihkan pekarangan rumah namun saat itu willykaihatu menikmati sekali ,dan juga sekolah bisa ditempat yang layak saat itu SMP BPI sangat  bagus dan kebetulan willykaihatu berprestasi selain teman-teman  menyenangi kami juga guru-gru nya baik tidak mebedakan latar  belakang
Sehingga  willykaihatu dapat  menyeleaikan dengan baik di sekolah  SMP  BPI.

Willy kaihatu  Menitih carier
Setelajah willykaihatu dapat menyelesaikan SMP dengan baik kemudian melanjutkan ke sekolah lanjutan atas yaitu di Sekolah kejuruan pada saat itu namanya sekolah kejuruan STM  sekolah teknik menengah,walaupun dengan biaya pasapasan dan masih kerja sebagai pembantu rumah tangga willykaihatu masih dapat melanjutkan sekolah saat itu willykaihatu tidak mengikuti majikan yang lama  karena mereka pindah ke Jakarta jadi willykaihatu beserta ibu ku tidak bisa mengikuti majikan yang lama ke jakarta.kami bekerja di suatu keluarga kristen dan sama juga kami tinggal bersama –sama majikan yanga baru ini
 namun disini majikan kami tidak lah orang berada hanya paspasan jadi kami pun tinggal serumah namun  berdesakan.singkat cerita willykaihatu dapat juga menyelesaikan sekolah  selama tiga tahun dengan baik walaupun kehidupan willykaihatu belum berubah masih dalam kehidupan ,yg serba kekurangan,dan setelah selaesai sekolah pun saat willykaiahtu bekerja tidak lah  juga membaik masih dalam kesulita ekonomi ,kami hidup dalam kesusaha selama 16 tahun ,selepas dari itu willykaihatu  dapat bekerja dengan membaik willykaihatu dapat mengokntrak rumah sendiri dari hasil gajih yang kami peroleh.nah disini carier kami mulai terlihat baik dan samapi saat ini willy kaihatu sudah dapat memiliki  rumah sendiri dan mobil semua hasil kerja keras willykaihatu dan pertolongan dariTuhan.dan samapisaat ini hidup sudah memulai mampan willykaihatu sudah dapat  menikah dan dikarunia dua orang anak wanita. Inilah sekelumit riwayat kehidupan  

willykaihatu.
Willykaihatu tinggal dibandung
Nomor tlp willykaihatu : 0817205964
Email willykaihatu
Willy_kaihatu@yahoo.com

USAHA PERTAMA



USAHA PERTAMA willykaihatu
S E R IN G dikaranakan bahwa kira mengajarkan orang lain hal-hal yang sebenarnya sangat perlu kira pelajari. Willykaihatu  kira itu  benar setelah apa yang saya lalui kerika menulis bab ini.
 Saat  iru, sangar sulit  untuk mulai menulis. Saya ragu apa saya bisa melakukannya. Namun akhirnya, semua berjalan lancar. Saya jadi rak rahu waktu. Gangguan di sekeliling saya menghilang dan jadi ingin  
 cepat menye­lesaikan pekerjaan. Singkat nya, saya berhasil menyelesai­kannya, senang, dan siap untuk merayakannya ... lalu, saya salah memencet  tombol komputer.
   Dalam sekejap, seluruh bab hilansung, terhapus. Di saat  yang sama dalam sekejap, diri saya meninggalkan rasa lega tadi, menegang, dan terbakar emosi. Ini tak mungkin terjadi! Mustahil! Pertama-t tama, wilykaihatu 
mahir berkomputer. Kedua, perangkat  lunak canggih sekarang ini mempunyai sistem pendukung (backup) yang melimpah. Karena itu  Anda pikir data yang hilang hampir selalu bisa kembali.


  Hampir selalu. Tapi tidak kali ini.

 Untuk merasa lebih baik, selama sejam, saya melam­piaskan kemarahan pada mesin itu. Pelipis saya bergetar. Rahang saya mengatup erat. Tubuh saya kaku dan lunglai setiap membaca buku petunjuk bantuan
 berkali-kali. Saya terus mencari petunjuk tersembunyi dan instruksi hebat yang bisa mengakhiri siksaan ini dan me~gembalikan bab yang telah saya buat.

Saya bersuit-suit pada ternan yang mencoba mene­nangkan. Saya mengkritik teknisi ketika dia membenarkan hal yang tak dapat dielakkan ini. Saya sudah tidak bisa menahannya.  

USAHA KEDUA willykaihatu
KITA lanjutkan pembahasan, kebahagiaan willykaihat terputus sementara. Pengalaman bab yang terhapus adalah contoh nyata ten tang ketegangan dan penolakan. Saya tegang menghadapi kejadian yang tak diinginkan dan tetap seperti itu hingga penolakan muncul. Tak lama, willy  peroleh kembali  kesadaran diri bahwa penolakan masih ada. Aneh, seperti yang terlihat, willy memilih penolakan daripada kebahagiaan.
 Aneh memang. Sebagian besar orang memang melaku­kan penolakan sepanjang hari. Tetapi, akhirnya saya sadar dan mulai melakukan proses sederhana untuk memulihkan diri dan mendapatkan kembali    
 kebahagiaan. Proses itu menjadi artikel willykaihatu berikutnya

  Proses ini dimulai dengan pertanyaan penggugah yang sederhana ...

kita menyadari penolakan kita, menanyakan pertanyaan di atas menjadi kunci untuk menghancurkan­nya.
Apa yang sedang terjadi saat ini? Sering kali, jawaban pertama yang datang penuh dengan jalan keluar. Pada kasus saya, jawabannya, "Komputer telah mencuri hasil kerja saya! Teknologi itu buruk! 
 Kecanggihan bisa menghemat waktu tetapi menuntut harga yang mengerikan! Saya hancur! Saya kehilangan ritme kerja! Saya tidak akan bisa menyelesaikan bukunya!"
Jawaban-jawaban pertama seperti di atas biasanya berisi penyalahan diri sendiri. Ini kesalahan komputer, namun penjahatnya (untuk dipersalahkan-penerj.) bisa jadi seseorang, rekan kerja, orangtua, anak,
 ternan, atasan, kekasih, atau bahkan Tuhan.
Ketika jalan keluar datang, bila dilatih akan berkem­bang semakin cepat, Anda menjadi memerhatikan ke­mungkinan untuk meresponsnya dengan cara yang lebih benar. Apa yang sedang terjadi saat ini?
 "Saya tidak sengaja menghapus data saya sendiri. Data itu tidak bisa kembali. Saya marah dan frustasi. Saya sudah melakukan yang terbaik untuk membatalkan kesalahan, tetapi tidak berhasil."
Jawaban di atas merupakan gambaran akurat tentang situasi yang terjadi dan mengantarkan kita pada pertanyaan kedua ...


        Dapatkah willy  kaihatu hidup dengan keadaan ini?

Untuk bisa bersama dengan sesuatu, berarti kita menerimanya sebagai kenyataan. Kita tenggelam dalam kebenaran yang tidak dapat disangkal. Tetapi, bukan berarti akan selamanya seperti itu. Pertama, kita perlu tahu benar apa yang terjadi.

 Menjawab "ya" pada pertanyaan kedua menghasilkan pelepasan yang cepat. ltu akan menghancurkan penolakan dan membebaskan ketegangan. ]ika jawaban "ya" kita bukan karena tergesa-gesa tetapi karena ungguh-sungguh pasrah dan spontan, maka rasa lega tak lama lagi datang.
 Pada kasus tentang insiden , saat saya siap untuk menjawab "ya" pada pertanyaan kedua, rasa frustasi lepas seperti lepasnya benang dari cakar anak kucing. Saya menertawakan kejadian buruk itu. Saya
tidak menyangkal atau berusaha mengecilkan masalah, tetapi saya merangku­lnya seakan-akan masalah itu lenyap.
 Sebenarnya, penolakan saya yang lenyap mengacu pada sebuah kesimpulan penting. Apa yang terjadi dalam hidup kita hampir tidak pernah menjadi sumber ketakutan. ltu hanya reaksi kita. Penolakan kita.
Dengan sedikit fokus dan dua pertanyaan sederhana, kita bisa mengakhiri penolakan dengan cepat.
Kadang, melepas penolakan menuntun kita pada keberhasilan yang lebih baik dari yang kita bayangkan pertama. Tak ada cara yang lebih efektif untuk menerangkan-