USAHA PERTAMA willykaihatu
S E R IN G dikaranakan bahwa kira mengajarkan orang lain hal-hal yang sebenarnya sangat perlu kira pelajari. Willykaihatu kira itu benar setelah apa yang saya lalui kerika menulis
bab ini.
Saat iru, sangar sulit untuk mulai menulis. Saya ragu apa saya bisa melakukannya. Namun akhirnya, semua berjalan lancar. Saya jadi rak rahu waktu. Gangguan di sekeliling saya menghilang dan jadi ingin
cepat menyelesaikan pekerjaan. Singkat nya, saya berhasil menyelesaikannya, senang, dan siap untuk merayakannya ... lalu, saya salah memencet tombol komputer.
Dalam sekejap, seluruh bab hilansung, terhapus. Di saat yang sama dalam sekejap, diri saya meninggalkan rasa lega tadi, menegang, dan terbakar emosi. Ini tak mungkin terjadi! Mustahil! Pertama-t tama, wilykaihatu
mahir berkomputer. Kedua, perangkat lunak canggih sekarang ini mempunyai sistem pendukung (backup) yang melimpah. Karena itu Anda pikir data yang hilang hampir selalu bisa kembali.
Hampir selalu. Tapi tidak kali ini.
Untuk merasa lebih baik, selama sejam, saya melampiaskan kemarahan pada mesin itu. Pelipis saya bergetar. Rahang saya mengatup erat.
Tubuh saya kaku dan lunglai setiap membaca buku petunjuk bantuan
berkali-kali. Saya terus mencari petunjuk tersembunyi dan instruksi hebat yang bisa mengakhiri siksaan ini dan me~gembalikan bab yang telah saya buat.
Saya bersuit-suit
pada ternan yang mencoba menenangkan. Saya mengkritik
teknisi ketika dia membenarkan hal yang tak dapat
dielakkan
ini. Saya
sudah tidak bisa menahannya.
USAHA KEDUA willykaihatu
KITA lanjutkan pembahasan, kebahagiaan willykaihat terputus sementara. Pengalaman bab yang terhapus adalah contoh nyata ten tang ketegangan dan penolakan. Saya tegang menghadapi kejadian yang tak diinginkan dan tetap seperti itu hingga penolakan muncul. Tak lama, willy peroleh kembali kesadaran diri bahwa penolakan masih ada. Aneh, seperti yang terlihat, willy memilih penolakan daripada kebahagiaan.
Aneh memang. Sebagian besar orang memang melakukan penolakan sepanjang hari. Tetapi, akhirnya saya sadar dan mulai melakukan proses sederhana untuk memulihkan diri dan mendapatkan kembali
kebahagiaan. Proses itu menjadi artikel willykaihatu berikutnya
Proses ini dimulai dengan pertanyaan penggugah yang sederhana ...
kita menyadari penolakan kita, menanyakan pertanyaan di atas menjadi kunci untuk menghancurkannya.
Apa yang sedang terjadi saat ini? Sering kali, jawaban pertama yang datang penuh dengan jalan keluar. Pada kasus saya, jawabannya,
"Komputer telah
mencuri hasil kerja saya!
Teknologi itu buruk!
Kecanggihan bisa menghemat
waktu tetapi menuntut harga yang mengerikan! Saya hancur! Saya kehilangan
ritme kerja! Saya tidak akan bisa menyelesaikan bukunya!"
Jawaban-jawaban pertama seperti di atas biasanya berisi penyalahan
diri sendiri. Ini kesalahan komputer, namun penjahatnya (untuk dipersalahkan-penerj.) bisa jadi seseorang, rekan kerja, orangtua, anak,
ternan, atasan, kekasih, atau bahkan Tuhan.
Ketika jalan keluar datang, bila dilatih akan
berkembang semakin cepat, Anda menjadi memerhatikan kemungkinan untuk meresponsnya
dengan cara yang lebih benar. Apa yang sedang
terjadi saat ini?
"Saya
tidak sengaja menghapus data saya sendiri. Data itu tidak bisa kembali. Saya
marah dan frustasi.
Saya sudah melakukan yang terbaik untuk membatalkan kesalahan, tetapi tidak berhasil."
Jawaban di atas merupakan gambaran akurat tentang situasi yang terjadi dan mengantarkan kita pada pertanyaan kedua ...
Dapatkah willy kaihatu hidup dengan keadaan ini?
Untuk bisa bersama
dengan sesuatu, berarti
kita menerimanya sebagai kenyataan. Kita tenggelam dalam kebenaran yang tidak dapat disangkal. Tetapi, bukan berarti akan selamanya seperti itu. Pertama, kita perlu tahu benar apa yang terjadi.
Menjawab "ya" pada pertanyaan kedua menghasilkan pelepasan
yang cepat. ltu akan
menghancurkan penolakan dan membebaskan
ketegangan. ]ika
jawaban "ya"
kita bukan karena tergesa-gesa tetapi karena ungguh-sungguh pasrah dan spontan, maka rasa lega tak lama lagi datang.
Pada kasus tentang
insiden , saat saya siap untuk menjawab "ya" pada pertanyaan
kedua, rasa frustasi lepas seperti lepasnya
benang dari cakar anak kucing. Saya menertawakan kejadian buruk itu. Saya
tidak menyangkal atau berusaha mengecilkan masalah, tetapi saya merangkulnya seakan-akan masalah itu lenyap.
Sebenarnya,
penolakan
saya yang lenyap mengacu pada sebuah kesimpulan penting. Apa
yang terjadi dalam hidup kita hampir tidak pernah menjadi sumber ketakutan. ltu hanya reaksi kita. Penolakan kita.
Dengan sedikit fokus dan dua pertanyaan sederhana, kita bisa mengakhiri penolakan dengan cepat.
Kadang, melepas
penolakan
menuntun kita pada keberhasilan yang lebih baik dari
yang kita bayangkan pertama. Tak ada
cara yang lebih efektif untuk menerangkan-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar